Langsung ke konten utama

Pilgub dan Kholifah

Pilgub Jatim sudah mulai memanas, jatim yang markasnya orang-orang NU sudah mulai terpecah ke calon masing-masing, memang wajar kita berbeda. Itu sudah menjadi nash kehidupan manusia, termasuk umat islam, dan warga NU khususnya.
Jangankan pada jaman now, sesaat setelah Rosulullah wafat, para sahabat berselisih paham untuk menentukan siapa pemimpin pengganti Rosulullah. Sempat terjadi depat argumen yang alot dan ruwet yang pada akhirnya menghasilkan keputusan mengangkat Sayidina Abu Bakar As Shidiq sebagai pengganti Rosulullah yang kemudian di namakan Khalifah.
Pelajaran yang dapat kita ambil, walaupun para sahabat berselisih paham, mereka masih memegang teguh ukhuwah islamiyah, ego dan idealisme masih bisa di redam oleh persaudaraan sesama agama Islam. Mari kita renungkan sejenak....
#NGOPI Ngobrol Pakai Inspirasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susunan Lengkap PBNU 2015 - 2020

Tak kenal maka tak sayang, itulah yang sering kita dengar. Sebagai seorang nahdliyin (Nahdlatul Ulama), mungkin sebagian besar tidak tahu siapa saja yang menjadi pengurus NU di pusat, atau biasa disebut dengan istilah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang berpusat di Ibu Kota Negara, yaitu Jakarta. Mayoritas para nahdliyin hanya mengikuti secara ritual ibadah mengikuti ASWAJA, namun dalam hal keorganisasian agak sedikit "kurang", semoga ini dapat mengingatkan kembali nama-nama pengurus besar NU : MUSTASYAR K.H. Maemun Zubair Dr. K.H. Ahmad Mustofa Bisri K.H. Nawawi Abdul Jalil K.H. Abdul Muchit Muzadi Prof. Dr. K.H. M. Tholhah Hasan K.H. Dimyati Rois K.H. Makhtum Hannan K.H. Muhtadi Dimyathi AGH Sanusi Baco TGH Turmudzi Badruddin (NTB) K.H. Zaenuddin Djazuli K.H. Abdurrahman Musthafa (NTT) K.H. M. Anwar Manshur K.H. Habib Luthfi bin Yahya K.H. Sya’roni Ahmadi K.H. Ahmad Syatibi K.H. Syukri Unus Dr. H. M. Jusuf Kalla Prof. Dr. Chotibul Umam Prof. Dr. Tengku H. Mus

Politik di Bungkus Agama atau Agama di Bungkus Politik

Banyak elemen masyarakat yang alergi dengan politik, bahkan tukang becak dipinggir jalanpun sempat berkata "sopo wae seng dadi, aku tetep dadi tukang becak" kalau dalam bahasa Indonesia dapat saya artikan "siapapun yang jadi pemimpin, saya tetap jadi tukang becak". Hal ini terjadi mungkin masyarakat, utamanya elemen bawah sudah sangat kecewa dengan penguasa hasil politik. Mereka menganggap politik adalah sarana untuk menimbun kekayaan pribadi dan golongan, bukan untuk mensejahterahkan rakyatnya. Bahkan lebih ironis lagi, mereka menganggap kebijakan apapun yang dikeuarkan pemimpin, akan selalu merugikan mereka. Karena hal itulah banyak masyarakat saat pesta demokrasi berlangsung, mereka seakan tidak tertarik sama sekali, walaupun sebenarnya ada harapan mereka kepada penguasa terpilih agar bisa mensejahterahkan kalangan bawah. Sebenarnya didalam agama Islam sudah diatur segala segi kehidupan manusia, bahkan diluar manusiapun Islam mengaturnya. Islam a

Mabadi Khairo Ummah

Mabadi khairo ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlatul 'Ulama melalui penanaman nilai - nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar atau dengan kata lain Mabadi khairo ummah adalah prinsip dasar untuk membentuk umat terbaik. Mababadi Khairo Ummah merupakan langkah awal untuk pembentukan umat terbaik (Khairo Ummah). Hal ini diperlukan oleh keluarga besar Nahdlatul Ulama agar bisa melaksanakan kiprah NU yang Amar Ma'ruf Nahi Munka r. Kalimat Khairo Ummah diambil dari kandungan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi: كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekirany