Mababadi Khairo Ummah merupakan langkah awal untuk
pembentukan umat terbaik (Khairo Ummah). Hal ini diperlukan oleh
keluarga besar Nahdlatul Ulama agar bisa melaksanakan kiprah NU yang
Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
Kalimat Khairo Ummah diambil dari kandungan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imron : 110)
Mabadi khairo ummah pertama kali dirumuskan setelah kongres HBNU (sekarang PBNU) ke XIII tahun 1935 bersamaan dengan gerakan pembangunan ekonomi. Penanaman mabadi khairo ummah sempat terhenti beberapa waktu, lalu dirumuskan kembali saat Munas Alim Ulama pada tahun 1992 di Lampung.
Prinsip mabadi khairo ummah tersebut adalah :
1. As Shidqu artinya kejujuran, sifat jujur adalah keutamaan yang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Al Amanah wal wafa bil ahdi artinya dapat dipercaya dan menepati janji.
3. Al 'Adalah artinya bersikap adil yang memihak pada kebenaran.
4. At Ta'awun artinya tolong-menolong. Manusia tidak dapat hidup tanpa tolong-menolong dengan orang lain.
5. Al Istiqomah artinya keajegag, kesinambungan dan berkelanjutan. Keajegan artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur yang di tentukan oleh Allah SWT dan Rosul-Nya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam mabadi khairo ummah harus bisa dijadikan pedoman dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya harus dibentuk dalam sebuah wadah dan dimulai sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar prinsip mabadi khairo ummah menjadi kebiasaan masyarakat Nahdlatul Ulama khususnya, dan seluruh umat manusia pada umumnya, sehingga cita-cita pendiri Nahdlatul Ulama bisa tercapai, yaitu Keluarga Besar Nahdlatul Ulama menjadi Ummat yang Terbaik, dunia maupun Akhirat.
Wallahu A'lam Bishawab
"dan Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui"
#1day1nspiration
#NGOPI Ngobrol Pakai Inspirasi Islami
#KhazanahAswaja
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imron : 110)
Mabadi khairo ummah pertama kali dirumuskan setelah kongres HBNU (sekarang PBNU) ke XIII tahun 1935 bersamaan dengan gerakan pembangunan ekonomi. Penanaman mabadi khairo ummah sempat terhenti beberapa waktu, lalu dirumuskan kembali saat Munas Alim Ulama pada tahun 1992 di Lampung.
Prinsip mabadi khairo ummah tersebut adalah :
1. As Shidqu artinya kejujuran, sifat jujur adalah keutamaan yang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Al Amanah wal wafa bil ahdi artinya dapat dipercaya dan menepati janji.
3. Al 'Adalah artinya bersikap adil yang memihak pada kebenaran.
4. At Ta'awun artinya tolong-menolong. Manusia tidak dapat hidup tanpa tolong-menolong dengan orang lain.
5. Al Istiqomah artinya keajegag, kesinambungan dan berkelanjutan. Keajegan artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur yang di tentukan oleh Allah SWT dan Rosul-Nya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam mabadi khairo ummah harus bisa dijadikan pedoman dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya harus dibentuk dalam sebuah wadah dan dimulai sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar prinsip mabadi khairo ummah menjadi kebiasaan masyarakat Nahdlatul Ulama khususnya, dan seluruh umat manusia pada umumnya, sehingga cita-cita pendiri Nahdlatul Ulama bisa tercapai, yaitu Keluarga Besar Nahdlatul Ulama menjadi Ummat yang Terbaik, dunia maupun Akhirat.
Wallahu A'lam Bishawab
"dan Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui"
#1day1nspiration
#NGOPI Ngobrol Pakai Inspirasi Islami
#KhazanahAswaja
Komentar
Posting Komentar