Langsung ke konten utama

Keutamaan Ilmu



Belajar itu merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia. 

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”. 
Kalau dalam bahasa lainnya ada istilah "Long Life Education" atau pendidikan seumur hidup. Ilmu itu mendasari semua tingkah laku dan gerak gerik manusia selama hidup. Bahkan tindakan yang sifatnya ibadahpun harus tahu ilmunya. Jika tak tahu ilmunya, ibadah akan dilakukan secara sembarangan. Contohnya saja sholat, harus mengetahui syarat wajib dan rukun sholat, selain itu sebelum sholat ada ritual namanya wudhu, adalagi istilah bersuci dari hadats dan lain sebagainya. Belum lagi untuk mempertahankan kehidupan, manusia perlu makan, harus tahu ilmunya menanam padi, mecari ikan atau peternakan ikan belum lagi menyangkut pakaian dan lain-lannya.

Allah berfirman dalam surat Al Muzadalah ayat 11 :

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah : 11)

Dalam ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Sedemikian pentingnya menutut ilmu sehingga Allah SWT akan memuliakan bagi mereka yang senantiasa istiqomah belajar. Betapa pentingnya menuntut ilmu, dalam seminggu sekali tiap sholat Jum'at ada 2 khutbah yang dibacakan dan semua makmum wajib mendengarkan. Bahkan ada peringatan sebelum khutbah dimulai agar jamaah duduk diam dan khusuk mendengarkan.

Ada hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya “Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China". Maksud dari hadits tersebut adalah walaupun harus pergi jauh guna mencari ilmu, maka kejarlah sampai dapat ilmu tersebut. Dalam kondisi apapun, tidak perduli tua muda, besar kecil semua wajib untuk belajar. bahkan tak jarang para ulama zaman dulu, walaupun sudah sangat renta, mata sudah tak dapat melihat tulisan, namun mereka tetap ingin belajar dengan cara mendengarkan bacaan buku-buku dari anak ataupun para santrinya.

Di Indonesia, khususnya di pulau jawa setiap kali ada selamatan maka tak lengkap jika tak ada majlis ilmunya. Setiap kali ada hajatan harus ada seorang kyai yang ceramah. dan itu sudah membudaya. Dalam setiap kegiataan keagamaan. perayaan haris besar agama, bahkan hari besar negarapun tak luput dari pencerahan para ulama. Itu menandakan betapa pentingnya kedudukan mencari ilmu.

Di Indonesia sendiri ada istilah wajib belajar 12 tahun. Pemerintah menjamin pendidikan anak-anak Indoensia selama 12 tahun. Apakah harus berhenti sampai di situ, Tidak, harus menerukan pendidikan tidak hanya 12 tahun, tapi seumur hidup. Belajar tak harus di lembaga pendidikan formal. Memang penting belajar dipendidikan formal, karena nantinya setelah lulus akan dapat ijazah pengesahan yang bisa dipakai untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk melamar pekerjaan. Tetapi jangan dilupakan pula, bahwa zaman sekarang belajar sangatlah mudah. Bisa membaca dari buku, akses internet, menghadiri mejlis ilmu / pengajian umum atau dari diskusi di warung kopi. Semua tempat dan kondisi bisa dipakai untuk belejar.

Semoga Allah SWT selalu mentakdirkan menjadi seorang hamba yang berilmu. Amin ya robbal 'alamin.

Wallahu A'lam Bishawab
"dan Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui"

#1day1nspiration
#NGOPI Ngobrol Pakai Inspirasi Islami
#KhazanahAswaja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susunan Lengkap PBNU 2015 - 2020

Tak kenal maka tak sayang, itulah yang sering kita dengar. Sebagai seorang nahdliyin (Nahdlatul Ulama), mungkin sebagian besar tidak tahu siapa saja yang menjadi pengurus NU di pusat, atau biasa disebut dengan istilah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang berpusat di Ibu Kota Negara, yaitu Jakarta. Mayoritas para nahdliyin hanya mengikuti secara ritual ibadah mengikuti ASWAJA, namun dalam hal keorganisasian agak sedikit "kurang", semoga ini dapat mengingatkan kembali nama-nama pengurus besar NU : MUSTASYAR K.H. Maemun Zubair Dr. K.H. Ahmad Mustofa Bisri K.H. Nawawi Abdul Jalil K.H. Abdul Muchit Muzadi Prof. Dr. K.H. M. Tholhah Hasan K.H. Dimyati Rois K.H. Makhtum Hannan K.H. Muhtadi Dimyathi AGH Sanusi Baco TGH Turmudzi Badruddin (NTB) K.H. Zaenuddin Djazuli K.H. Abdurrahman Musthafa (NTT) K.H. M. Anwar Manshur K.H. Habib Luthfi bin Yahya K.H. Sya’roni Ahmadi K.H. Ahmad Syatibi K.H. Syukri Unus Dr. H. M. Jusuf Kalla Prof. Dr. Chotibul Umam Prof. Dr. Tengku H. Mus

Politik di Bungkus Agama atau Agama di Bungkus Politik

Banyak elemen masyarakat yang alergi dengan politik, bahkan tukang becak dipinggir jalanpun sempat berkata "sopo wae seng dadi, aku tetep dadi tukang becak" kalau dalam bahasa Indonesia dapat saya artikan "siapapun yang jadi pemimpin, saya tetap jadi tukang becak". Hal ini terjadi mungkin masyarakat, utamanya elemen bawah sudah sangat kecewa dengan penguasa hasil politik. Mereka menganggap politik adalah sarana untuk menimbun kekayaan pribadi dan golongan, bukan untuk mensejahterahkan rakyatnya. Bahkan lebih ironis lagi, mereka menganggap kebijakan apapun yang dikeuarkan pemimpin, akan selalu merugikan mereka. Karena hal itulah banyak masyarakat saat pesta demokrasi berlangsung, mereka seakan tidak tertarik sama sekali, walaupun sebenarnya ada harapan mereka kepada penguasa terpilih agar bisa mensejahterahkan kalangan bawah. Sebenarnya didalam agama Islam sudah diatur segala segi kehidupan manusia, bahkan diluar manusiapun Islam mengaturnya. Islam a

Mabadi Khairo Ummah

Mabadi khairo ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlatul 'Ulama melalui penanaman nilai - nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar atau dengan kata lain Mabadi khairo ummah adalah prinsip dasar untuk membentuk umat terbaik. Mababadi Khairo Ummah merupakan langkah awal untuk pembentukan umat terbaik (Khairo Ummah). Hal ini diperlukan oleh keluarga besar Nahdlatul Ulama agar bisa melaksanakan kiprah NU yang Amar Ma'ruf Nahi Munka r. Kalimat Khairo Ummah diambil dari kandungan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi: كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekirany