Langsung ke konten utama

Dua Pusaka Manusia


Allah SWT menjadikan Agama Islam sebagai agama sepanjang zaman sejak zaman Nabi Adam AS sampai dengan Nabi Muhammad SAW. Pada setiap zaman tersebut ada Nabi dan Rosul yang tugaskan oleh Allah SWT untuk menyampaikan agama Islam. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s menggunakan bahsa Ibrani untuk kaum Bani Israil, Kitab Zabur ditunkan kepada Nabi Daud a.s dengan bahasa Qibti yang juga ditujukan untuk kaum bani Israil, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s menggunakan bahasa suryani / Ibrani juga untuk kaum bani Isroil, dan kitab terakhir adalah Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk semua umat manusia sepanjang zaman yang mengunakan bahasa Arab.

Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:


عَنْ كَـثِـيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تَـرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمْرَيــْنِ لَـنْ تَضِلُّـوْا مَا تَــمَسَّكْـتُمْ بِـهِمَا: كِـتَابَ اللهِ وَ سُنَّـةَ نَـبِـيِّهِ. ابن عبد البر


Dari Katsir bin Abdullah dari ayahnya dari kakeknya RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya”. [HR. Ibnu Abdil Barr]

Sebelum Rosulullah SAW wafat, beliau meninggalkan wasiat kepada kaumnya bahwa Nabi Muhammad SAW akan meninggalkan pegangan hidup agar kita tidak tersesat, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Hadits tersebutlah yang dijadikan dasar bahwa rujukan utama Umat Islam adalah Al Qur'an dan As Shunnah. Tetapi Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda :

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

Artinya : “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363)

Penjelasannya bahwa sesungguhnya untuk urusan Agama Nabi memang lebih tahu, untuk urusan dunia, kita lebih paham. Hal ihi menunjukkan bahwa untuk hal-hal yang belum kita temukan didalam Al Qur'an dan hadits maka manusia harus berijtihad mengambil hukum sesuai dengan Al Qur'an dan hadits. 

Jika ada pertanyaan apakah Al Qur'an dan hadits itu tidak lengkap jika manusia harus berijtihad ? Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Ali Imron ayat 190 :

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal(QS. Ali Imron : 190)

Kitab Al Qur'an dan Hadits adalah yang paling lengkap, jika manusia menemukan hal-hal yang belum terdapat dalam kitab tersebut, itu adalah tugas manusia untuk menafsirkan segalanya sesuai yang ada di Al Qur'an dna hadits. Itu adalah tanda-tanda bagi orang yang berakal untuk mencari segala sesuatu yang masih tersembunyi. dan itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT. 

Itu merupakan salah cara Allah SWT agar kita senantiasa menambah Iman dan taqwa, karena sesungguhnya Allah Maha Luas Ilmunya. Dua sumber pokok umat islam tersebut mencakup semua segi kehidipuan, bahkan berlaku sepanjang zaman, tak pernah usang, kitab yang sempurna yang selalu terjaga keaslian dan kemurniannya. Allah SWT berfiamn dalam surat Al Hijr ayat 9 :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya" (QS. al-Hijr:9)

Allah SWT yang menurunkan Al Qur'an dan Allah pula yang akan menjaganya sepanjang zaman.

Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan kita hamba yang selalu mengerti akan kandungan Al Qur'an dan hadits. Amin ya robbal 'alamin.

Wallahu A'lam Bishawab
"dan Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui"

#1day1nspiration
#NGOPI Ngobrol Pakai Inspirasi Islami
#KhazanahAswaja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susunan Lengkap PBNU 2015 - 2020

Tak kenal maka tak sayang, itulah yang sering kita dengar. Sebagai seorang nahdliyin (Nahdlatul Ulama), mungkin sebagian besar tidak tahu siapa saja yang menjadi pengurus NU di pusat, atau biasa disebut dengan istilah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang berpusat di Ibu Kota Negara, yaitu Jakarta. Mayoritas para nahdliyin hanya mengikuti secara ritual ibadah mengikuti ASWAJA, namun dalam hal keorganisasian agak sedikit "kurang", semoga ini dapat mengingatkan kembali nama-nama pengurus besar NU : MUSTASYAR K.H. Maemun Zubair Dr. K.H. Ahmad Mustofa Bisri K.H. Nawawi Abdul Jalil K.H. Abdul Muchit Muzadi Prof. Dr. K.H. M. Tholhah Hasan K.H. Dimyati Rois K.H. Makhtum Hannan K.H. Muhtadi Dimyathi AGH Sanusi Baco TGH Turmudzi Badruddin (NTB) K.H. Zaenuddin Djazuli K.H. Abdurrahman Musthafa (NTT) K.H. M. Anwar Manshur K.H. Habib Luthfi bin Yahya K.H. Sya’roni Ahmadi K.H. Ahmad Syatibi K.H. Syukri Unus Dr. H. M. Jusuf Kalla Prof. Dr. Chotibul Umam Prof. Dr. Tengku H. Mus

Politik di Bungkus Agama atau Agama di Bungkus Politik

Banyak elemen masyarakat yang alergi dengan politik, bahkan tukang becak dipinggir jalanpun sempat berkata "sopo wae seng dadi, aku tetep dadi tukang becak" kalau dalam bahasa Indonesia dapat saya artikan "siapapun yang jadi pemimpin, saya tetap jadi tukang becak". Hal ini terjadi mungkin masyarakat, utamanya elemen bawah sudah sangat kecewa dengan penguasa hasil politik. Mereka menganggap politik adalah sarana untuk menimbun kekayaan pribadi dan golongan, bukan untuk mensejahterahkan rakyatnya. Bahkan lebih ironis lagi, mereka menganggap kebijakan apapun yang dikeuarkan pemimpin, akan selalu merugikan mereka. Karena hal itulah banyak masyarakat saat pesta demokrasi berlangsung, mereka seakan tidak tertarik sama sekali, walaupun sebenarnya ada harapan mereka kepada penguasa terpilih agar bisa mensejahterahkan kalangan bawah. Sebenarnya didalam agama Islam sudah diatur segala segi kehidupan manusia, bahkan diluar manusiapun Islam mengaturnya. Islam a

Mabadi Khairo Ummah

Mabadi khairo ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlatul 'Ulama melalui penanaman nilai - nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar atau dengan kata lain Mabadi khairo ummah adalah prinsip dasar untuk membentuk umat terbaik. Mababadi Khairo Ummah merupakan langkah awal untuk pembentukan umat terbaik (Khairo Ummah). Hal ini diperlukan oleh keluarga besar Nahdlatul Ulama agar bisa melaksanakan kiprah NU yang Amar Ma'ruf Nahi Munka r. Kalimat Khairo Ummah diambil dari kandungan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi: كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekirany